Kamis, 30 Juli 2015

INTERAKSIONISME SIMBOLIK



INTERAKSIONISME SIMBOLIK


Pragmatisme adalah pemikiran filsafat yang meliputi bnyak hal. Ada aspek pragmatisme yang mempengaruhi orientasi sosiologis yang dikembangkan oleh mead. Ada tiga hal penting bagi interaksionisme simbolik: (1) memusatkan perhatian pada interaksi antara actor dan dunia nyata, (2) memandang baik actor maupun dunia nyata sebagai proses dinamis dan bukan sebagai struktur yang statis, (3) dan arti penting yang dihubungkan kepada kemampuan actor untuk menafsirkan kehidupan sosial.
Poin terakhir adalah yang paling menonjol dalam karya filosof pragmatis John Dewey. Dewey tak membayangkan sebagai proses berpikir yang meliputi serentetan tahapan. Tahapan proses berpikir itu mencakup pendefinisian objek dalam dunia sosial, melukiskan kemungkinan cara bertindak, membayangkan kemungkinan akibat dari bertindak, menghilangkan kemungkinan yang tak dapat dipercaya dan memilih cara bertindak yang optimal. Pemusatan perhatian pada proses berpikir ini sangat berpengaruh dalam perkembangan interaksionisme simbolik.
Lewis dan smith menafsirkan bahwa mead dipengaruhi oleh behaviorisme psikologis.sebuah perspektif yang juga membawanya kearah realis dan empiris. Mead sebenarnya menyebut basis pemikirannya sebagai behaviorisme sosial untuk membedakannya dari behaviorisme radikal dari John. B. Watson. Behaviorisme radikal Watson memusatkan perhatian pada perilaku individual yang dapat diamati. Sasaran perhatiannya adalah pada stimuli atau perilaku yang mendatangkan respon.
Menurut pandangan Mead, dalam upaya menerangkan pengalaman sosial, psikologi sosial tradisional memulainya dengan psikologi individual; sebaliknya Mead selalu memberikan prioritas pada kehidupan sosial dalam memahami pengalaman sosial. Menurut Mead, keseluruhan sosial mendahului pemikiran individual baik secara logika maupun temporer. Individu yang berpikir dan sadar diri adalah mustahil secara logika menurt teori Mead tanpa didahului adanya kelompok sosial. Kelompok sosial muncul lebih dulu, dan kelompok sosial menghasilkan perkembangan keadaan mental kesadaran diri.
Mead mengidentifikasi empat basis dan tahap tindakan yang saling berhubungan. Keempat tahap itu mencerminkan satu kesatuan organic dengan kata lain saling berhubungan secara dialektis. Impuls tahap pertama adalah dorongan hati/impuls yang meliputi “stimulasi/rangsangan spontan yang berhubungan dengan alat-alat indera” dan reaksi actor terhadap rangsangan, kebutuhan untuk melakukan sesuatu rangsangan itu. Rasa lapar adalah contoh yang tepat dari impuls . Aktor (binatang maupun manusia) secara spontan dan tanpa piker memberikan reaksi atas impuls.
Persepsi. Tahap kedua adalah persepsi. Persepsi melibatkan rangsangan yang baru masuk maupun citra mental yang ditimbulkannya. Aktor tidak secara spontan menanggapi stimuli dari luar, tetapi memikirkannya sebentar dan menilainya melalui bayangan mental.Aktor biasanya berhadapan dengan banyak rangsangan yang berbeda dan mereka mempunyai kapasitas untuk memilih yang mana perlu diperhatikan dan yang mana perlu diabaikan.
Manipulasi. Tahap ketiga adalah manipulasi. Tahapa manipulasi merupakan jeda yang penting dalam proses tindakan agar tanggapan tak diwujudkan secara spontan. Seorang manusia yang lapar melihat cendawan, tetapi memakannya ia mungkin mula-mula memungutnya, menelitinya, mungkin memeriksanya lewat buku petunjuk untuk melihat apakah jenis cendawan itu boleh dimakan. Sebaliknya, binatang mungkin langsung memakan cendawan itu tanpa perlakuan memeriksanya.
Konsumsi. Tahap keempat tindakan adalah tahap pelaksanaan/ konsumsi, atau mengambil tindakan yang memuaskan dorongan hati yang sebenarnya. Menurut Mead, gerak atau sikap isyarat adalah mekanisme dasar dalam tindakan sosial dan dalam proses sosial yang lebih umum. Menurut definisi Mead, gesture adalah gerakan organisme pertama yang bertindak sebagai rangsangan khusus yang menimbulkan tanggapan (secara sosial) yang tepat dari organisme kedua”. Baik binatang maupun manusia, mampu membuat isyarat dalam arti bahwa tindakan seorang individu tanpa piker dan secara otomatis mendapatkan reaksi dari individu lain.


Simbol-Simbol Signifikan
Isyarat menjadi simbol signifikan bila muncul dari individu yang membuat simbol-simbol itu sama dengan sejenis tanggapan (tetapi tak selalu sama) yang diperoleh dari orang yang menjadi sasaran isyarat. Kumpulan isyarat suara yang paling mungkin menjadi simbol yang significant adalah bahasa:” simbol yang menjawab makna yang dialami individu pertama dan yang mencari makna dalam individu kedua. Isyarat suara yang mencapai situasi seperti itulah yang dapat menjadi bahasa. Kini ia menjadi simbol signifikan dan memberitahukan makna tertentu. Fungsi isyarat adalah menciptakan peluang diantara individu yang terlibat dalam tindakan sosial tertentu dengan mengacu pada objek atau objek-objek yangmenjadi sasaran tindakan itu.

Pikiran (Mind)
            Pikiran yang didefinisikan Mead sebagau proses percakapan seseorang dengan dirinya sendiri, tidak ditemukan di dalam diri individu. Pikiran adalah fenomena sosial. Karakteristik istemewa dari pikiran adalah kemampuan individu untuk memunculkan dalam dirinya sendiri tidak hanya satu respon saja, tetapi juga respon komunitas secara keseluruhan. Itulah yang kita namakan pikiran. Mead juga melihat pikiran secara pragmatis. Yakni, pikiran melibatkan proses berpikir yang mengarah pada penyelesaian masalah. Dunia nyata penuh dengan masalah dan fungsi pikiranlah untuk mencoba menyelesaikan masalah dan memungkinkan orang beroperasi lebih efektif dalam kehidupan.

Diri (Self)
            Pada dasarnya diri adalah kemampuan untuk menerim diri sendiri sebagai sebuah objek. Diri adalah kemampuan khusus untuk menjadi subjek maupun objek. Diri berhubungan secara dialektis dengan pikiran. Artinya di satu pihak Mead menyatakan bahwa tubuh  bukanlah diri dan baru akan menjadi diri apabila pikiran telah berkembang.


Masyarakat
Pada tingkat paling umum Mead mengggunakan istilah masyarakat (society) yang berarti proses sosial tanpa henti yang mendahului pikiran dan diri. Masyarakat penting perannya dalam membentuk pikiran dan diri. Menurut Mead, masyarakat mencerminkan sekumpulan tanggapan terorganisir yang diambil alih oleh individu dalam bentuk aku (me). Menurut pengertian individual ini masyarakat mempengaruhi mereka, memberi mereka kemampuan melalui kritik diri, untuk mengendalikan diri mereka sendiri.

Interaksionisme simbolik: Prinsip-prinsip Dasar
  1. Kapasitas Berpikir
Kemampuan berpikir memungkinkan manusia bertindak dengan pemikiran ketimbang hanya berprilaku dengan tanpa pemikiran. Manusia pasti sering kali membangun dan membimbing apa-apa yang mereka lakukan ketimbang melepaskannya begitu saja. Kemampuan untuk berpikir tersimpan dalam pikiran, tetapi teoritisi interaksionisme simbolik mempunyai konsep yang agak luar biasa mengenai pikiran yang menurut mereka berasal dari sosialisasi kesadaran.
  1. Berpikir dan berinteraksi
Semua jenis interaksi tak hanya selama sosialisasi, memperbesar kemampuan kita untuk berpikir. Lebih dari itu, pemikiran membentuk proses interaksi. Dalam kebanyakan interaksi, actor harus memperhatikan orang lain dan menentukan kapan dan bagaiman cara menyesuaikan aktivitasnya terhadap  orang lain.


  1. Pembelajaran makna dan simbol
Manusia membepajari simbol dan makna di dalam interaksi sosial. Manusia menanggapi tanda-tanda dengan berpikir. Sebaliknya, mereka menanggapi simbol dengan cara berpikir. Simbol adalah aspek penting yang memungkinkan orang bertindak menurut cara-cara yang khas dilakukan manusi.
  1. Aksi dan interaksi
Pada interaksi  sosial manusia (yang melibatkan dua orang actor atau lebih yang terlibat dalam tindakan sosial timbal balik). Tindakan sosial adalah tindakan dimana individu bertindak dengan orang lain dalam pikiran. Dalam interaksi sosial, para actor terlibat dalam proses saling mempengaruhi.
  1. Membuat pilihan
Kemampuan menggunakan arti dan simbol itulah maka manusia dapat membuat pilihan tindakan dimana mereka terlibat. Orang tak harus menyetujui arti dan simbol yang dipaksakan terhadap mereka. Berdasarkan penafsiran mereka sendiri, manusia mampu membentuk arti baru dan deretan arti baru terhadad situasi.
  1. Tentang diri dan karya Erving Goffman
Diri (self) atau kedirian adalah konsep yang sangat penting bagi teoritisi interaksionisme simbolik. Rock menyatakan bahwa “ diri merupakan skema intelektual interaksionisme simbolik yang sangat penting. Karya Erving Goffman. Karya terpenting tentang diri dalam interaksionisme simbolik adalah presentation of self in everyday life. Konsep diri Goffman sangat dipengaruhi oleh pemikiran Mead, khususnya dalam diskusinya mengenai ketegangan antara diri spontan, “I” dan “Me”, diri yang dibatasi oleh kehidupan sosial.
            Pengelolaan Kesan , mengarah pada kehati-hatian terhadap serentetan tindakan yang tak diharapkan, seperti gerak isyarat yang tak diharapkan, gangguan yang tak menguntungkan dan kesalah bicara atau bertindak maupun tindakan yang diharapkan seperti membuat adegan.
            Role Distance, menerangkan derajat pemisahan antara diri individu dengan peran yang diharapkan dimainkannya. Misalnya bila anak-anak lebih tua menaiki komedi putar, kemungkinan mereka menyadari bahwa mereka benar-benar terlalu tua untuk menikmati pengalaman demikian.
            Stigma, kebanyakan teks dari stigma memusatkan perhatian pada orang yang mempunyai stigma nyata, dan sangat aneh (misalnya, kehilangan hidung).
            Analisis Kerangka, Goffman bergeser jauh dari akar interaksionisme simbolik klasik dan mengarah ke studi struktur kehidupan sosial berskala kecil. Kerangka penafsiran yang memungkinkan individu menempatkan, merasakan mengenali dan menamai kejadian-kejadian dalam kehidupan mereka dan dunia pada umumnya.
            Kelompok dan masyarakat, masyarakat tidak tersusun dari struktur makro. Esensi terdapat masyarakat terdapat pada aktor dan tindakan: “ masyarakat terdiri dari manusia yang bertindak, dan kehidupan masyarakat dapat dilihat sbegai terdiri dari tindakan mereka. Masyarakat adalah manusia adalah tindakan kehidupan kelompok adalah kompleks aktivitas tanpa henti.

            Kritik
                        Setelah menganalisis gagasan interaksionisme simbolik, terutama gagasan Mead, Blumer, dan Goffman dari aliran Chicago, kini kita akan mengemukakan beberapa kritik utama yang ditujukan terhadap perspektif ini.
                        Pertama, aliran utama interaksionisme simbolik dituduh terlalu mudah membuang teknik ilmiah konvensional. Eugene Weinstein dan Judith Tanur dengan tepat menyatakan hal ini :” hanya karena kadar kesadaran itu kualitatif, tak berarti pengungkapan keluarnya tak dapat dikodekan, diklasifikasi, atau bahkan dihitung.
                        Kedua, M. Kuhn, W. Kolb, B.Meltzer, J. Petras dan L. Reynolds, dan banyak lagi yang lainnya mengkritik ketidakjelasan konspe-konsep esensial Meadian seperti: pikiran, diri, I dan me. Lebih umum lagi, Kuhn berbicara tentang ambiguitas dan kontradiksi dalam Mead. Di luar teori Meadian, mereka mengkritik berbagai konsep dasar teoritisi interaksionisme simbolik yang dinilai keliru, tidak tepat, dank arena itu tak mampu menyediakan basis yang kuat untuk membangun teori dan riset.
                        Ketiga, interaksionisme simbolik dikritik karena meremehkan atau mengabaikan peran struktur berskala luas. Kritik ini diekspresikan dengan berbagai cara. Misalnya, Weinstain dan Tanur mengatakan bahwa interaksionisme simbolik mengabaikan keterkaitan dari hasil-hasil: “ adalah hasil-hasil agregat yang membentuk keterkaitan diantara episode-episode interaksi yang merupakan perhatian dari sosiologi melalui sosiologi.
                        Keempat, menyatakan bahwa interaksionisme simbolik tak cukup mikroskopik, mengabaikan peran penting factor  seperti ketidaksadaran dan emosi. Begitu pula, interaksionisme simbolik dikritik karena mengabaikan peran penting factor psikologis seperti kebutuhan, motif, tujuan, dan aspirasi.
Mengenai akar interaksionisme simbolik dalam filsafat pragmatis (karya John Dewey) dan behaviorisme psikologis (karya John B. Watson). Interaksionisme simbolik dikembangkan di universitas Chicago di tahun 1920-an dari pertemuan pengaruh pragmatism, behaviorisme, dan pengaruh lain seperti sosiologi simmelian.
 Interaksionisme simbolik dibangun bertolak belakang dengan teori reduksionisme behaviorisme psikologis dan determinisme structural dari teori sosiologi yang lebih berorientasi makro, seperti fungsionalisme structural. Orientasi khususnya adalah mengarah pada kapasitas mental actor dan hubungannya dengan tindakan dan interaksi. Semuanya ini dipahami dari sudut proses, ada kecenderungan melihat actor dipaksa oleh keadaan psikologis internal atau oleh kekuatan structural berskala luas.
                        Teori terpenting dalam interaksionisme simbolik adalah teori George.H Mead. Pada dasarnya teori Mead menyetujui keunggulan dan keutamaan dunia sosial. Artinya, dari dunia sosial itulah muncul kesadaran, pikiran, diri, dan seterusnya. Unit paling mendasar dalam teori sosial Mead adalah  tindakan, yang meliputi empat tahap yang berhubungan secara dialektis, yakni : impuls, persepsi, manipulasi, dan konsumsi. Tindakan sosial melibatkan dua orang atau lenih dan mekanisme dasar tindakan sosial adalah isyarat. Binatang dan manusia mampu melakukan percakapan dengan isyarat, namun hanya manusia yang dapat mengkomunikasi arti gerak isyarat mereka secara sadar.  Manusia mempunyai kemampuan istimewa untuk menciptakan isyarat yang berhubungan dengan suara, dan kemampuan ini menimbulkan kemampuan khusus untuk berkomunikasi satu sama lain dalam artian sesungguhnya. Simbol signifikan juga membukakan peluang untuk berfikir maupun berinteraksi dengan simbol-simbol.
                        Mead melihat untaian proses mental sebagai bagian proses sosial lebih luas yang meliputi intelegensi reflektif, kesadaran, kesan mental, arti, dan yang paling umum, pikiran. Manusia mempunyai kapasitas khusus untuk melakukan percakapan batin dengan diri sendiri. Seluruh proses mental itu menurut Mead bukan terletak di dalam otak melainkan di dalam proses sosial.
                        Diri adalah kemampuan untuk menerima diri sendiri sebagai objek. Sekali lagi, diri muncul di dalam proses sosial.Mekanisme umum diri adalah kemampuan manusia menempatkan diri sendiri dalam kedudukan sebagai orang lain, bertindak sebagaimana orang lain bertindak dan melihat diri sendiri seperti orang lain melihat diri mereka sendiri. Mead menurut asal usul melalui tahap bermain-main (playing), dan permainan (game) masa kanak-kanak. Yang sangat penting dalam tahap permainan itu adalah munculnya kemampuan menggeneralisasi orang lain. Kemampuan untuk memandang diri sendiri dari sudut pandang komunitas adalah sangat penting untuk kemunculan diri maupun kemunculan aktivitas kelompok yang terorganisir. Diri juga terdiri dari dua tahap “I” yakni aspek kreatif yang tak dapat diprediksi dari diri, dan “Me” yakni sekumpulan sikap terorganisir orang lain yang diambil oleh ator. Kontrol sosial terwujud melalui “me” Sedangkan “I” adalah sumber inovasi masyarakat. Mead sedikit sekali berbicara tentang, masyarakat, yang ia pandang secara sangat umum sebagai sebagai proses sosial tanpa henti yang mendahului pikiran dan diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar