Senin, 14 November 2011

DAYA TARIK WISATA


DAYA TARIK WISATA PANTAI BATU TAMPIH

Salah satu Daya Tarik Wisata yaitu Natural amunites atau wisata alam . Yang termasuk Daya Tarik Wisata alam antara lain pegunungan, laut, sawah,danau, dan pantai. Dalam konteks ini akan dibahas Daya Tarik Wisata pantai. Pulau Bali merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang terkenal dengan keindahan pantainya,misalnya Pantai Kuta, Pantai Sanur,dan Nusa Dua. Setiap hari banyak wisatawan yang mengunjungi pantai tersebut, baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Wisatawan datang bukan hanya sekedar untuk berjemur maupun menikmati keindahan  panoramanya, wisatawan juga dapat menikmati berbagai fasilitas permainan yang ada seperti bermain surfing. Sehingga ada suatu kepuasan yang didapat oleh para wisatawan. Selain itu  di sekitar pantai juga didukung dengan akomodasi yang memadai.
Sesungguhnya di Bali sangat banyak wisata pantai yang berpotensi untuk dijadikan daya tarik wisata bukan hanya pantai Kuta maupun Sanur. Salah satu pantai yang indah di Tabanan yang terletak di Desa Pangkung Tibah, Kediri Tabanan yaitu Pantai Batu Tampih. Sebagian orang mungkin belum mengetahui keberadaan pantai ini. Ketika kita ingin berlibur ke pantai maka kita akan terpukau pada tujuan kita ke Kuta, sanur, Nusa Dua dan pantai-pantai terkenal lainnya yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Alam yang indah dan panorama pantai yang asri terkadang sulit kita jumpai. Tetapi hal itu bukanlah tidak mungkin. Pantai Batu Tampih adalah salah satu pantai dengan suasana alam yang masih perawan dan iklim tropis yang sangat khas.Tak jarang beberapa pemuda desa bermain surfing dengan berani di tengah-tengah ombak yang menggunung. Pantai Batu Tampih Lokasinya kurang lebih 10 km dari kota Tabanan. Pantai ini belum terjamah kehidupan wisata secara professional, walau terkadang ada wisatawan lokal dan asing dengan jumlah tertentu yang datang untuk main surfing.
            Pantai Batu Tampih merupakan salah satu pantai yang sangat alami, sangat asri dan dengan panorama Sunset yang indah serta disepanjang jalan menuju pantai terbentang sawah  yang menghijau. Di pesisir pantai ini terbentang pasir hitam dan putih  serta batu karang yang menambah keelokan pantai Batu Tampih. Sehingga dengan demikian sudah sepantasnya Pantai Batu Tampih yang indah dan asri berpotensi untuk dikembangkan menjadi salah satu daya tarik wisata.

œ  CARA PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA PANTAI BATU TAMPIH

 Dalam mendukung keberadaan Daerah Tujuan Wisata (DTW) perlu adanya unsur pokok yang harus mendapat perhatian sehingga wisatawan bisa tenang,aman,dan nyaman berkunjung. Semua ini sangat penting dalam meningkatkan pelayanan bagi wisatawan sehingga wisatawan bisa lama tinggal di daerah dikunjungi. Demikian juga halnya dengan Pantai batu Tampih yang harus memenuhi unsur-unsur pokok antara lain:
1.      Daya tarik wisata
2.      Prasarana wisata
3.      Sarana Wisata
4.      Tata laksana/infrastruktur
5.      Masyarakat/lingkungan
Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang ideal memang harus memiliki daya tarik wisata,mempunyai fasilitas, menawarkan acara /atraksi, dan menyediakan sesuatu yang dapat dibeli. Suatu DTW hendaknya memenuhi beberapa syarat yaitu; Sesuatu yang dapat dilihat (something to see), sesuatu yang dapat dilakukan (something to do), sesuatu yang dapat dibeli (something to buy).
Dengan demikian Pantai Batu Tampih harus memiliki syarat-syarat tersebut. Namun hanya something to see yang baru dapat dipenuhi yaitu wisatawan bisa melihat panorama pantai yang masih alami dan indah, disekitar pantai juga terdapat sawah yang menghijau sehingga wisatawan merasa menyatu dengan alam. Jadi untuk meningkatkan daya tarik wisata di pantai ini harus melengkapinya dengan berbagai atraksi maupun sesuatu yang menarik dan  unik yang dapat dilakukan wisatawan sehingga wisatawan merasa puas berkunjung ke pantai ini serta ingin kembali berkunjung ke pantai ini. Kemudian untuk something to buy bisa dilakukan penduduk setempat misalnya menjual berbagai macam kesenian khas Bali dan sebagainya. Sehingga penduduk setempat mendapatkan lapangan pekerjaan yang baru selain bertani.
Untuk mengembangkan daya tarik wisata Pantai Batu Tampih selain memenuhi syarat-syarat diatas juga diperlukan  dukungan dari beberapa komponen utama yangantara lain:
1.      Atraksi (attraction)
Banyak alasan mengapa orang berwisata ke suatu daerah. Beberapa yang paling umum adalah untuk melihat keseharian penduduk setempat, menikmati keindahan alam, menyaksikan budaya yang unik, atau mempelajari daerah tersebut. Atraksi disebut juga daya tarik wisata merupakan komponen yang signifikan dalam menarik wisatawan.
2.      Fasilitas (Amenities)
Fasilitas merupakan segala macam sarana dan prasarana yang diperlukan oleh wisatawan selama berada di daerah tujuan wisata. Sarana dan prasarana yang dimaksud antara lain:
a.       Penginapan (accomodation)
Akomodasi yang disediakan harus bersih, dengan pelayanan yang baik, harga yang pantas sesuai dengan kenyamanan. Beberapa jenis akomodasi antara lain hotel,villa dan lain-lain.
b.      Usaha makanan dan minuman
Makanan dan minuman di daerah tujuan wisata merupakan salah satu komponen pendukung penting. Usaha ini termasuk diantaranya restoran,bar,dan café.
c.       Transportasi dan infrastruktur
Wisatawan memerlukan alat transportasi untuk mempermudah mencapai daerah tujuan wisata. Komponen pendukung lainnya adalah infrastruktur yang secara tidak langsung mendukung kelancaran kegiatan pariwisata misalnya; air, jalan, listrik, dan sebagainya.
3.      Aksesibilitas (access)
Jalan  masuk atau pintu masuk utama ke daerah tujuan wisata merupakan access penting dalam kegiatan wisata. Jika suatu daerah memiliki potensi pariwisata, maka harus disediakan aksesibilitas yang memadai sehingga daerah tersebut dapat dikunjungi wisatawan.
4.      Community involvement
Community involvement adalah keterlibatan atau dukungan masyarakat dalam kegiatan pariwisata. Community involvement ini sangat mempengaruhi kunjungan wisatawan. Jika masyarakat tidak mendukung atau melakukan tindakan-tindakan anarkis seperti pencurian, pembunuhan,pengeboman, maka wisatawan tidak akan berani mengunjungi daerah tersebut. Sebaliknya, jika masyarakat bersikap baik dan ramah terhadap tamu, maka wisatawan akan betah tinggal di daerah tersebut.
            Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI telah memiliki program yang disebut sapta pesona. Minimal enam dari tujuh unsur tersebut penting diterapkan untuk memberikan pelayanan yang baik serta menjaga keindahan dan kelestarian alam di daerah tujuan wisata, yaitu:
1.      Aman
Wisatawan akan selalu datang ke tempat yang menurut mereka aman. Yang berarti bebas dari perang, dan kejahatan manusia. Keadaan ini dapat tercermin seperti aman dari pedagang asongan yang memaksa wisatawan untuk membeli. Selain itu kondisi aman juga tercermin dari penggunaan peralatan keselamatan saat berwisata seperti; helm, pelampung, P3K, dan lain-lain.
2.      Tertib
Wisatawan akan merasa senang apabila tempat yang dikunjunginya berada dalam kondisi yang tenang dan tertur. Lokasi yang dekat dengan keributan dan sumber suara akan mengurangi kenyamanan para wisatawan dalam berwisata. Salah satu cara untuk menciptakan ketertiban adalah dengan menetapkan harga yang jelas karena wisatawan lebih senang dengan harga yang pasti.
3.      Bersih
Wisatawan akan merasa nyaman jika tercipta kebersihan seperti; bersih diri, bersih lingkungan, bebas dari sampah dan polusi lainnya. Tempat sampah harus disediakan dibergai tempat untuk memudahkan pengunjung menjaga kebersihan.
4.      Ramah
Keramahan adalah saalah satu kunci sukses pariwisata.Senyum ramah yang tulus adalah salah satu hal yang yang membuat mereka betah di tempat kita.
5.      Indah
Indah tidak berarti harus mewah. Meskipun sederhana, lokasi selalu nyaman, rapi, dan bersih dapat menciptakan keindahan tersendiri.
6.      Kenangan
Apa yang dinikmati oleh wisatawan selama di tempat yang dikunjunginya tidak bisa dibawa pulang, kecuali cinderamata dan kenangan indah. Kenangan indah dan keramahtamahan serta kepuasan adalah hal yang tidak terbeli dan selalu membuat wisatawan ingin kembali.


Dalam pengembangan atau pengelolaan pariwisata harus mengacu pada prinsip-prinsip yang menekankan nilai-nilai kelestarian lingkungan alam, komunitas, dan nilai sosial yang memungkinkan wisatawan menikmati kegiatan wisatanya serta bermanfaat bagi kesejahteraan komunitas local. Menurut Cox (1985, dalam Dowling dan Fannel, 2003:2), pengelolaan pariwisata harus memperhatikan prinsip-prinsip:
a.       Pembangunan dan pengembangan pariwisata haruslah didasari pada kearifan lokal dan special local sense yang merefleksikan keunikan peninggalan budaya dan keunikan lingkungan.
b.      Preservasi, proteksi, dan peningkatan sumber daya yang menjadi basis pengembangan kawasan pariwisata.
c.       Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada kekhasan budaya local.
d.      Pelayanan kepada wisatawan yang berbasis keunikan budaya dan lingkungan local.
e.       Memberikan dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan pariwisata jika terbukti memberikan manfaat positif, tetapi sebaliknya mengendalikan dan menghentikan aktivitas pariwisata tersebut jika melampaui ambang batas (carrying capacity)










œ KENDALA YANG DIHADAPI DALAM PROSES PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA PANTAI BATU TAMPIH
            Dalam mengembangkan suatu Daerah Tujuan Wisata tidaklah mudah tentunya ada berbagai kendala yang dihadapi. Demikian halnya dengan Daya Tarik Wisata Pantai Batu Tampih dalam pengembangannya terdapat beberapa kendala yang dihadapi antara lain:
1.      Pantai Batu Tampih terletak di suatu desa yang jauh dari perkotaan sehingga sulit diketahui keberadaannya oleh wisatawan.
2.      Aksesibilitas seperti jalannya sangat kecil sehingga alat transportasi seperti bus pariwisata tidak bisa masuk. Hal demikian menyulitkan wisatawan untuk berkunjung ke pantai Batu Tampih.
3.      Penduduk sekitarnya tidak mempunyai skill kepariwisataan karena sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Sehingga Sumber daya manusia dalam bidang pariwisata masih sangat minim. Dengan demikian diperlukan adanya pendidikan dan latihan yang cukup untuk penyelenggara pariwisata termasuk sertifikasi dan program pelatihan, skill.
4.      Ketakutan masyarakat setempat akan berbagai dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pariwisata antara lain:
Dampak dari penggunaan alat transportasi
    Alat transportasi yang sangat vital bagi pariwisata adalah mobil, bus, pesawat udara akan menimbulkan polusi udara. Selain itu alat transportasi juga menjadi sumber kebisingan.           
Dampak dari pembangunan fasilitas pariwisata
Pengembangan pariwisata dapat menimbulkan kerusakan besar pada ekosistem. Fasilitas pariwisata terutama hotel dan restoran akan menyebabkan penggunaan energi dan pembuangan limbah yang berlebihan. Limbah-limbah yang dihasilkan dari pembangunan sarana akomodasi menjadi limbah beracun yang mencemari air, udara, dan tanah.
Dampak pada kehidupan sehari-hari
Selain berdampak pada pencemaran lingkungan, pariwisata juga mempengaruhi tata cara masyarakat bertindak dalam kehidupan sehari-hari, misalnya;
˜  Kedatangan wisatawan dalam jumlah besar, sebuah komunitas kecil dapat seketika  menjadi terlalu sesak.
˜   Kegiatan pariwisata dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas.
˜ Terjadinya berbagai kejahatan yang dilakukan terhadap wisatawan maupun kejahatan yang dilakukan oleh wisatawan.
Dampak yang menyebabkan hilangnya budaya lokal
Adanya pariwisata akan menyebabkan hilangnya budaya lokal yang digantikan oleh kebudayaan impor. Jika masih bertahan,akan segera berubah menjadi kesenian yang berorientasi komersial, dijual demi uang semata.

Maka dengan ketakutan masyarakat setempat akan dampak-dampak dari kegiatan pariwisata, dapat menghambat proses pengembangan pariwisata.

GAMBAR PANTAI BATU TAMPIH

              

Sabtu, 12 November 2011

Pengertian Darsana

Kata Darsana berasal dari urat kata “drs” yang berarti ‘melihat’, menjadi kata darsana (kata benda) artinya ‘penglihatan atau pandangan’. Kata darsana  dalam hubungan ini berarti ‘pandangan tentang kebenaran’ (filsafat).
Nama atau istilah lainnya yang berhubungan dengan darsana:
·         Tattva: kata ini berasal dari kata “tat” yang artinya ‘itu’ yang dimaksud adalah ‘hakekat atau kebenaran’.
·         Mananasastra: kata ini berarti pemikiran atau renungan filsafat.
·         Vicarasastra: kata ini pertimbangan,renungan,penyelidikan , dan keragu-raguan yang dimaksud adalah menyelidiki tentang ‘kebenaran filsafat’.
·         Tarka: artinya spekulasi. Tarkika berarti orang yang ahli filsafat .
·         Sraddha: kata ini berarti keyakinan atau keimanan.
Darsana atau filsafat india dibedakan atas dua kelompok,yaitu :
1.      Pandangan yang orthodox,disebut juga Astika. Kelompok ini mengakui otoritas dan kemutlakan kitab suci Veda sebagai sabda Tuhan  Yang Maha Esa yang merupakan sumber ajarannya. Kelompok ini terdiri dari Samkhya, Yoga, Mimamsa, Vaisesika, Nyaya, dan Vedanta. Keenamnya sring disebut Sad Darsana atau Darsana saja dan bila kita membicarakan filsafat Hindu,maka yang dimaksud adalah sad darsana ini.
2.      Pandangan yang Hetrodox disebut juga Nastika. Filsafat ini tidak mengakui kebenaran dan kewenangan Veda. Kelompok ini terdiri dari 3 aliran filsafat, yaitu : Carvaka, Budda, dan Jaina.
Hubungan Veda dengan Darsana, dimana veda merupakan sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang menjadi sumber ajaran agama Hindu sedangkan darsana adalah pandangan maharsi atau para ahli tentang kebenaran ajaran veda dan alam semesta. Darsana (Astika) menjadikan Veda sebagai sumber kajian. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk memudahkan pemahaman terhadap ajaran yang terkandung dalam kitab suci. Dengan mempelajari Darsana akan lebih mudah mempelajari kitab suci. Darsana memberikan pencerahan bagi umat dalam memahami serta mengamalkan ajaran agama.

Jumat, 28 Oktober 2011

Rsi Yadnya

1.PENGERTIAN RSI YAJNA
            Melaksanakan persembahan yang tulus ikhlas dan penuh kesucian yang dikenal dengan istilah Yajna, hal ini perlu disadari bahwa manusia pada hakikatnya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa, maka sewajarnya kita wajib melaksanakan Yajna kehadapan Tuhan Yang Maha Pencipta, kehadapan para Rsi atau orang-orang suci, kehadapan sesama manusia, kehadapan para leluhur, dan juga kehadapan para makhluk bawahan yang ada di alam raya ini. Menyadari akan hal tersebut maka melalui Yajna ini telah dikodratkan oleh Tuhan ketika menciptakan manusia di dunia, hal ini ditegaskan dalam kitab suci bhagawadgita, III.10 yang berbunyi:
            “Saha Yajna prajah sristwa
            Puro waca prajepatih
            Anena prasawisya dhiwam
            Esa wo’stwista kamadhuk”
Yang artinya:
            Sesungguhnya sejak dahulu dikatakan Tuhan telah menciptakan manusia melalui Yajna dengan cara ini engkau akan berkembang, sebagaimana lembu perahan yang memerah susunya karena keinginanmu (sendiri). (Mantra,1970:51)

            Dari bait sloka bhagawadgita di atas mengingatkan kepada kita betapa pentingnya kewajiban umat untuk berYajna termasuk disini melaksanakan persembahan atau korban suci kepada orang-orang suci atau para Maha Rsi yang disebut Rsi Yajna.
            Mengingat melaksanakan persembahan yang tulus ikhlas merupakan hal yang penting dan merupakan kewajiban yang mulai baik oleh umat Hindu tanpa mengenal apakah usianya masih muda atau ta, pria atau wanita, suami atau istri, yang kaya ataupun miskin, maka disini dituntut kesadaran yang tinggi dengan penuh kebersamaan.
            “Prajanartha striyah srstah
            Samtanartham ca manawah
            Tasmat sadharano dharmah
            Srutan patnya sahaditah”
Yang artinya:
            Untuk menjadi ibu,wanita diciptakan dan untuk menjadi ayah,laki-laki diciptakan. Karena itu upacara ditetapkan dalam Weda untuk dilaksanakan oleh suami (pria) bersama dengan istri (wanita). (Puja,Tjok Rai Sudharta 2003:55).
            Dari sloka diatas, ternyata manusia adalah ciptaan Tuhan.Ia diciptakan dengan jenis kelaminnya dan masing-masing jenis kelamin menyandang peran tertentu. Dalam kebersamaan antara pria dan wanita, maka diharapkkan akan dapat menunjang, kehidupannya termasuk melaksanakan upacara keagamaan, seperti: Dewa Yajna, Rsi Yajna, dan Yajna-yajna lainnya.
            Selanjutnya dalam kitab suci Manawadharmasastra ada`ditegaskan mengenai beberapa Yajna yang dilaksanakan oleh umat Hindu sebagai berikut:
            “Rsi Yajnam dwa Yajnam
            Bhuta Yajnam a sarwada
            NrYajnam pitra Yajnam ca
            Yatha sakti na hapayet”
Yang artinya:
            Hendaknya jangan sampai lupa, jika mampu laksakanlah Rsi Yajna, Dewa Yajna, Bhuta Yajna, Manusa Yajna, dan Pitra Yajna. (Puja, Tjok Rai Sudharta 2003:55).
            Menyimak bait sloka diatas,maka pelaksanaan upacara Rsi Yajna merupakan salah satu upacara Yajna dari beberapa Yajna yang berbeda. Selanjutnya dalam kitab suci Agastya Parwa dijumpai keterangan tentang rincian Panca Yajna yang juga menguraikan hakikat dari Rsi Yajna, yang berbunyi:
“Kunang ikang Yajna lima pratekanya,lwirnya: Dewa Yajna,Rsi Yajna, Pitra Yajna, Bhuta Yajna, Manusa Yajna. Nahan tang panca Yajna ring loka. Dewa Yajna ngaranya taila pwa karma ri bhattara Siwagni, maka gelaran ring mandala ring bhattara, yeka Dewa Yajna ngaranya, Rsi Yajna ngaranya kapuja sang pandita mwang sang wruh ri kalingan ing dadi wwang ya rsi ngaranya;….”
Yang artinya:
Adapun yang disebut Panca Yajna,perinciannya,sebagai berikut: Dewa Yajna,Rsi Yajna,Pitra Yajna, Bhuta Yajna, Manusa Yajna. Demikianlah Panca Yajna di dalam masyarakat. Dewa Yajna adalah persembahan wijen kehadapan Bhatara Siwagni, yang dipersembahkan diatas altar pemujaan,itu disebut Dewa Yajna. Rsi Yajna adalah penghormatan kepada para pendeta,mengetahui hakikat hidup menjelma sebagai manusia. (Sura,dkk 2002:32)
            Di dalam kutipan sloka diatas diingatkan kepada kita seluruh umat sedharma untuk dapat melakukan suatu usaha yang bersifat positif ataupun kebaikan kepada para pendeta atau orang suci agama Hindu sesuai dengan kemampuan yang ada dan sesuai dengan keadaan masing-masing.
            Sebagaimana kita ketahui bahwa pendeta/pandita adalah rohaniawan Hindu yang tergolong Dwijati. Pendeta/pandita atau disebut juga sulinggih. Sulinggih itu mempunyai kedudukan yang khusus dalam agama Hindu yang hanya bisa didapat dengan memenuhi syarat-syarat dan melalui upacara pendiksaan (penyucian) menurut sasana dan ketentuan-ketentuan PHDI. Pada dasarnya orang yang telah di Dwijati diberikan berbagai sebutan tergantung pada ketentuan keluarga dan wangsanya. Ada yang disebut pedanda, rsi, bhagawan, bujangga, empu dan dukuh. Semua dwijati itu mempunyai kedudukan yang sama/sejajar dalam pandang agama Hindu.Keseluruhannya termasuk pendeta karena semua gelar dwijati itu baru boleh dipakai setelah melalui proses upacara diksa.
            Selanjutnya di dalam kitab suci Yajur Veda CC,25 diuraikan tentang diksa,sebagai berikut:
“Dengan melakukan brata seseorang memperoleh diksa
            Dengan melakukan, diksa seseorang memperoleh daksina,
            Dengan daksina seseorang melaksanakan sradha,
            Dan dengan sradha seseorang memperoleh satya”
            Brata adalah suatu janji diri untuk melaksanakan pantangan-pantangan keagamaan agar mendapat kesucian atau dwijati. Daksina adalah pendapatan yang suci karena didapatkan dari perbuatan suci dan terhormat. Sradha artinya keyakinan atau keikhlasan untuk mengabdi pada Sang Hyang Widhi. Satya adalah kebenaran yang tertinggi. Jadi Rsi Yajna adalah korban suci yang tulus ikhlas untuk kesejahteraan para rsi atau punia yang berjiwa suci serta mengamalkan segala ajaran rsi.
            Rsi Yajna juga sering disebut Brahma Yajna, intinya adalah Yajna yang ditujukan kepada rsi atau brahma yaitu bagi mereka yang dianggap sebagai penerima wahyu dan penggubah weda. Setiap umat Hindu berpegang kepada Weda dan memiliki pandangan hidup berdasarkan Weda. Umat Hindu menjadi manusia yang berbudaya dan berbudi pekerti yang luhur atau manusia Indonesia seutuhnya adalah juga karena Weda. Oleh karena itu,maka setiap umat Hindu memiliki hutang kepada para rsi (Rsi Rnam). Dari jasa-jasa para Rsi itulah kita wajib untuk memberikan persembahan atau penghormatan sebagai balas budi yang baik dengan selalu ingat akan kewajiban untuk melaksanakan Yajna kepada maharsi. Hal inilah yang mendorong umat Hindu untuk tetap hormat dengan melaksanakan Rsi Yajna.
            Rsi adalah orang suci yang memberikan tuntunan hidup untuk menuju kebahagiaan lahir batin baik di dunia maupun akhirat. Orang suci yang demikian, secara berkesinambungan turun ke dunia untuk memberikan tuntunan kepada umat manusia. Pemujaan dan penghormatan tidak hanya terbatas kepada para rsi yang telah lampau, tetapi dilaksnakan pula kepada yang meneruskan tugas dan ajaran beliau.

2.TUJUAN RSI YAJNA
            Segala sesuatu yang dilaksanakan berkaitan dengan persembahan yang suci dan tulus iklhas,maka sudah tentu mempunyai makna tertentu pula. Persembahan itu merupakan sesuatu yang bersifat kebaikan atau yang menyenangkan orang lain yang kita persembahkna seperti halnya kepada rsi atau orang-orang suci. Apapun wujudnya persembahan itu baik yang mempunyai nilai materi maupun yang mengandung nilai spiritual yang dilandasi dengan dharma,hal yang demikianlah yang disebut dengan Yajna.
            Adapun Rsi Rna yaitu utang berupa ilmu pengetahuan kepada para maharsi atau pandita yang senantiasa mengabdikan diri demi kesejahteraan umat dan membentuk manusia yang berkepribadian luhur,cakap,dan memiliki etika (susila).Rsi Rna dapat dibayar dengan melaksanakan Rsi Yajna yaitu suatu korban suci yang tulus ikhlas untuk kesejahteraan para rsi serta dengan mempelajari dan mengamalkan ajaran kebenaran.
            Mengingat rsi rna merupakan utang kepada para maharsi dan orang-orang suci agama Hindu yang dibayar dengan pelaksanaan rsi yajna,maka dari itu tujuan melaksanakan upacara Rsi Yajna adalah untuk membayar utang kepada maharsi atau orang-orang suci.
            Secara sederhana beberapa harapan dalam melaksanakan upacara Rsi Yajna,antara lain:
1.      Sebagai persembahan untuk mencapai kesucian lahir bathin.
2.      Untuk menyampaikan rasa bhakti dan terima kasih kehadapan para maharsi atau orang suci agama Hindu atas jasa-jasa dan pengabdian yang luhur para rsi.
3.      Untuk mengenang jasa-jasa yang luhur para rsi.
4.      Untuk menjalin rasa kebersamaan dan persatuan yang tulus antara sesama umat dengan para rsi/orang suci guna kesinambungan agama Hindu

3. PELAKSANAAN UPACARA RSI YAJNA
            Persembahan yang ditujukan kehadapan para rsi banyak dijumpai dalam kehidupan beragama bagi umat Hindu. Persembahan yang tulus ikhlas tersebut disebut Yajna. Beryajna bagi umat Hindu kehadapan para rsi dan juga orang suci pelaksanaan dapat ditempuh dengan berbagai cara,seperti:
a.       Menobatkan calon sulinggih (mediksa) menjadi orang suci agama (siulinggih)
Diksa atau mediksa adalah penyucian,yang juga dikenal dengan nama pentasbihan atau inisasi. Diksa merupakan suatu cara untuk melewati satu fase kehidupan yang baru, dari fase` yang belum sempurna kedalam fase yang sempurna.Dengan diksa itulah seseorang itu akan dapat mempelajari sifat Tuhan itu.
            Dengan telah didiksanya seseorang maka ia menjadi diksita yang berwenang untuk melakukan upacara loka pala sraya yaitu sebagai orang suci tempat memohon petunjuk-petunjuk kerohanian dan sebagai orang suci yang dimohon untuk menyelesaikan upacara agama Hindu. Secara umum gelar atau sebutan orang yang telah mediksa dan ngeloka pala sraya dikenal dengan nama Pedanda, Rsi, Mpu, Bujangga, dan Dukuh.
            Adapun syarat-syarat mediksa yaitu:
1.      Laki-laki yang sudah kawin dan yang nyukla brahmacari
2.      Wanita yang sudah kawin dan yang tidak kawin.
3.      Apabila yang sudah mempunyai pasangan suami istri yang sah.
4.      Memiliki kepribadian yang tenang dan bijaksana.
5.      Selalu berpedoman pada kitab suci Veda.
6.      Jika telah berumur 40 tahun.
7.      Paham dalam bahasa Kawi, Sansekerta, Indonesia, memiliki pengetahuan umum,dan mendalami  intisari ajaran-ajaran agama Hindu.
8.      Sehat lahir batin dan berbudi luhur sesuai dengan sesana.
9.      Berkelakuan baik,tidak pernah tersangkut perkara pidana.
10.  Mendapat tanda kesediaan dari pendeta alon nabheya yang akan menyucikan.
11.  Sebaiknya tidak terikat akan pekerjaan sebagai pegawai negeri ataupun swasta,kecuali bertugas untuk hal keagamaan.
12.  Telah melalui proses diksa-pariksa yang dinyatakan dengan surat oleh pengurus PHDI kabupaten/propinsi terdekat.

Kemudian juga diperlukan adanya calon nabhe yang akan menyucikan calon sulinggih untuk dapat menjadi sulinggih. Mengenai syarat-syarat yang diperlukan menjadi calon nabhe antara lain:
1.      Seseorang yang selalu dalam keadaan bersih dan sehat, baik lahir maupun batin.
2.      Mampu melepaskan diri dari ikatan keduniawian.
3.      Memiliki kepribadian yang tenang dan selalu bijaksana.
4.      Selalu berpedoman pada ajaran-ajaran dalam kitab suci Weda.
5.      Memiliki pemahaman dan mengerti tentang catur Weda.
6.      Mampu membaca Sruti dan Smerti.
7.      Teguh melaksanakan dharma sadhana (sering berbuat amal jasa dan kebajikan).
8.      Teguh melaksanakan tapa dan brata.