Jumat, 28 Oktober 2011

Rsi Yadnya

1.PENGERTIAN RSI YAJNA
            Melaksanakan persembahan yang tulus ikhlas dan penuh kesucian yang dikenal dengan istilah Yajna, hal ini perlu disadari bahwa manusia pada hakikatnya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa, maka sewajarnya kita wajib melaksanakan Yajna kehadapan Tuhan Yang Maha Pencipta, kehadapan para Rsi atau orang-orang suci, kehadapan sesama manusia, kehadapan para leluhur, dan juga kehadapan para makhluk bawahan yang ada di alam raya ini. Menyadari akan hal tersebut maka melalui Yajna ini telah dikodratkan oleh Tuhan ketika menciptakan manusia di dunia, hal ini ditegaskan dalam kitab suci bhagawadgita, III.10 yang berbunyi:
            “Saha Yajna prajah sristwa
            Puro waca prajepatih
            Anena prasawisya dhiwam
            Esa wo’stwista kamadhuk”
Yang artinya:
            Sesungguhnya sejak dahulu dikatakan Tuhan telah menciptakan manusia melalui Yajna dengan cara ini engkau akan berkembang, sebagaimana lembu perahan yang memerah susunya karena keinginanmu (sendiri). (Mantra,1970:51)

            Dari bait sloka bhagawadgita di atas mengingatkan kepada kita betapa pentingnya kewajiban umat untuk berYajna termasuk disini melaksanakan persembahan atau korban suci kepada orang-orang suci atau para Maha Rsi yang disebut Rsi Yajna.
            Mengingat melaksanakan persembahan yang tulus ikhlas merupakan hal yang penting dan merupakan kewajiban yang mulai baik oleh umat Hindu tanpa mengenal apakah usianya masih muda atau ta, pria atau wanita, suami atau istri, yang kaya ataupun miskin, maka disini dituntut kesadaran yang tinggi dengan penuh kebersamaan.
            “Prajanartha striyah srstah
            Samtanartham ca manawah
            Tasmat sadharano dharmah
            Srutan patnya sahaditah”
Yang artinya:
            Untuk menjadi ibu,wanita diciptakan dan untuk menjadi ayah,laki-laki diciptakan. Karena itu upacara ditetapkan dalam Weda untuk dilaksanakan oleh suami (pria) bersama dengan istri (wanita). (Puja,Tjok Rai Sudharta 2003:55).
            Dari sloka diatas, ternyata manusia adalah ciptaan Tuhan.Ia diciptakan dengan jenis kelaminnya dan masing-masing jenis kelamin menyandang peran tertentu. Dalam kebersamaan antara pria dan wanita, maka diharapkkan akan dapat menunjang, kehidupannya termasuk melaksanakan upacara keagamaan, seperti: Dewa Yajna, Rsi Yajna, dan Yajna-yajna lainnya.
            Selanjutnya dalam kitab suci Manawadharmasastra ada`ditegaskan mengenai beberapa Yajna yang dilaksanakan oleh umat Hindu sebagai berikut:
            “Rsi Yajnam dwa Yajnam
            Bhuta Yajnam a sarwada
            NrYajnam pitra Yajnam ca
            Yatha sakti na hapayet”
Yang artinya:
            Hendaknya jangan sampai lupa, jika mampu laksakanlah Rsi Yajna, Dewa Yajna, Bhuta Yajna, Manusa Yajna, dan Pitra Yajna. (Puja, Tjok Rai Sudharta 2003:55).
            Menyimak bait sloka diatas,maka pelaksanaan upacara Rsi Yajna merupakan salah satu upacara Yajna dari beberapa Yajna yang berbeda. Selanjutnya dalam kitab suci Agastya Parwa dijumpai keterangan tentang rincian Panca Yajna yang juga menguraikan hakikat dari Rsi Yajna, yang berbunyi:
“Kunang ikang Yajna lima pratekanya,lwirnya: Dewa Yajna,Rsi Yajna, Pitra Yajna, Bhuta Yajna, Manusa Yajna. Nahan tang panca Yajna ring loka. Dewa Yajna ngaranya taila pwa karma ri bhattara Siwagni, maka gelaran ring mandala ring bhattara, yeka Dewa Yajna ngaranya, Rsi Yajna ngaranya kapuja sang pandita mwang sang wruh ri kalingan ing dadi wwang ya rsi ngaranya;….”
Yang artinya:
Adapun yang disebut Panca Yajna,perinciannya,sebagai berikut: Dewa Yajna,Rsi Yajna,Pitra Yajna, Bhuta Yajna, Manusa Yajna. Demikianlah Panca Yajna di dalam masyarakat. Dewa Yajna adalah persembahan wijen kehadapan Bhatara Siwagni, yang dipersembahkan diatas altar pemujaan,itu disebut Dewa Yajna. Rsi Yajna adalah penghormatan kepada para pendeta,mengetahui hakikat hidup menjelma sebagai manusia. (Sura,dkk 2002:32)
            Di dalam kutipan sloka diatas diingatkan kepada kita seluruh umat sedharma untuk dapat melakukan suatu usaha yang bersifat positif ataupun kebaikan kepada para pendeta atau orang suci agama Hindu sesuai dengan kemampuan yang ada dan sesuai dengan keadaan masing-masing.
            Sebagaimana kita ketahui bahwa pendeta/pandita adalah rohaniawan Hindu yang tergolong Dwijati. Pendeta/pandita atau disebut juga sulinggih. Sulinggih itu mempunyai kedudukan yang khusus dalam agama Hindu yang hanya bisa didapat dengan memenuhi syarat-syarat dan melalui upacara pendiksaan (penyucian) menurut sasana dan ketentuan-ketentuan PHDI. Pada dasarnya orang yang telah di Dwijati diberikan berbagai sebutan tergantung pada ketentuan keluarga dan wangsanya. Ada yang disebut pedanda, rsi, bhagawan, bujangga, empu dan dukuh. Semua dwijati itu mempunyai kedudukan yang sama/sejajar dalam pandang agama Hindu.Keseluruhannya termasuk pendeta karena semua gelar dwijati itu baru boleh dipakai setelah melalui proses upacara diksa.
            Selanjutnya di dalam kitab suci Yajur Veda CC,25 diuraikan tentang diksa,sebagai berikut:
“Dengan melakukan brata seseorang memperoleh diksa
            Dengan melakukan, diksa seseorang memperoleh daksina,
            Dengan daksina seseorang melaksanakan sradha,
            Dan dengan sradha seseorang memperoleh satya”
            Brata adalah suatu janji diri untuk melaksanakan pantangan-pantangan keagamaan agar mendapat kesucian atau dwijati. Daksina adalah pendapatan yang suci karena didapatkan dari perbuatan suci dan terhormat. Sradha artinya keyakinan atau keikhlasan untuk mengabdi pada Sang Hyang Widhi. Satya adalah kebenaran yang tertinggi. Jadi Rsi Yajna adalah korban suci yang tulus ikhlas untuk kesejahteraan para rsi atau punia yang berjiwa suci serta mengamalkan segala ajaran rsi.
            Rsi Yajna juga sering disebut Brahma Yajna, intinya adalah Yajna yang ditujukan kepada rsi atau brahma yaitu bagi mereka yang dianggap sebagai penerima wahyu dan penggubah weda. Setiap umat Hindu berpegang kepada Weda dan memiliki pandangan hidup berdasarkan Weda. Umat Hindu menjadi manusia yang berbudaya dan berbudi pekerti yang luhur atau manusia Indonesia seutuhnya adalah juga karena Weda. Oleh karena itu,maka setiap umat Hindu memiliki hutang kepada para rsi (Rsi Rnam). Dari jasa-jasa para Rsi itulah kita wajib untuk memberikan persembahan atau penghormatan sebagai balas budi yang baik dengan selalu ingat akan kewajiban untuk melaksanakan Yajna kepada maharsi. Hal inilah yang mendorong umat Hindu untuk tetap hormat dengan melaksanakan Rsi Yajna.
            Rsi adalah orang suci yang memberikan tuntunan hidup untuk menuju kebahagiaan lahir batin baik di dunia maupun akhirat. Orang suci yang demikian, secara berkesinambungan turun ke dunia untuk memberikan tuntunan kepada umat manusia. Pemujaan dan penghormatan tidak hanya terbatas kepada para rsi yang telah lampau, tetapi dilaksnakan pula kepada yang meneruskan tugas dan ajaran beliau.

2.TUJUAN RSI YAJNA
            Segala sesuatu yang dilaksanakan berkaitan dengan persembahan yang suci dan tulus iklhas,maka sudah tentu mempunyai makna tertentu pula. Persembahan itu merupakan sesuatu yang bersifat kebaikan atau yang menyenangkan orang lain yang kita persembahkna seperti halnya kepada rsi atau orang-orang suci. Apapun wujudnya persembahan itu baik yang mempunyai nilai materi maupun yang mengandung nilai spiritual yang dilandasi dengan dharma,hal yang demikianlah yang disebut dengan Yajna.
            Adapun Rsi Rna yaitu utang berupa ilmu pengetahuan kepada para maharsi atau pandita yang senantiasa mengabdikan diri demi kesejahteraan umat dan membentuk manusia yang berkepribadian luhur,cakap,dan memiliki etika (susila).Rsi Rna dapat dibayar dengan melaksanakan Rsi Yajna yaitu suatu korban suci yang tulus ikhlas untuk kesejahteraan para rsi serta dengan mempelajari dan mengamalkan ajaran kebenaran.
            Mengingat rsi rna merupakan utang kepada para maharsi dan orang-orang suci agama Hindu yang dibayar dengan pelaksanaan rsi yajna,maka dari itu tujuan melaksanakan upacara Rsi Yajna adalah untuk membayar utang kepada maharsi atau orang-orang suci.
            Secara sederhana beberapa harapan dalam melaksanakan upacara Rsi Yajna,antara lain:
1.      Sebagai persembahan untuk mencapai kesucian lahir bathin.
2.      Untuk menyampaikan rasa bhakti dan terima kasih kehadapan para maharsi atau orang suci agama Hindu atas jasa-jasa dan pengabdian yang luhur para rsi.
3.      Untuk mengenang jasa-jasa yang luhur para rsi.
4.      Untuk menjalin rasa kebersamaan dan persatuan yang tulus antara sesama umat dengan para rsi/orang suci guna kesinambungan agama Hindu

3. PELAKSANAAN UPACARA RSI YAJNA
            Persembahan yang ditujukan kehadapan para rsi banyak dijumpai dalam kehidupan beragama bagi umat Hindu. Persembahan yang tulus ikhlas tersebut disebut Yajna. Beryajna bagi umat Hindu kehadapan para rsi dan juga orang suci pelaksanaan dapat ditempuh dengan berbagai cara,seperti:
a.       Menobatkan calon sulinggih (mediksa) menjadi orang suci agama (siulinggih)
Diksa atau mediksa adalah penyucian,yang juga dikenal dengan nama pentasbihan atau inisasi. Diksa merupakan suatu cara untuk melewati satu fase kehidupan yang baru, dari fase` yang belum sempurna kedalam fase yang sempurna.Dengan diksa itulah seseorang itu akan dapat mempelajari sifat Tuhan itu.
            Dengan telah didiksanya seseorang maka ia menjadi diksita yang berwenang untuk melakukan upacara loka pala sraya yaitu sebagai orang suci tempat memohon petunjuk-petunjuk kerohanian dan sebagai orang suci yang dimohon untuk menyelesaikan upacara agama Hindu. Secara umum gelar atau sebutan orang yang telah mediksa dan ngeloka pala sraya dikenal dengan nama Pedanda, Rsi, Mpu, Bujangga, dan Dukuh.
            Adapun syarat-syarat mediksa yaitu:
1.      Laki-laki yang sudah kawin dan yang nyukla brahmacari
2.      Wanita yang sudah kawin dan yang tidak kawin.
3.      Apabila yang sudah mempunyai pasangan suami istri yang sah.
4.      Memiliki kepribadian yang tenang dan bijaksana.
5.      Selalu berpedoman pada kitab suci Veda.
6.      Jika telah berumur 40 tahun.
7.      Paham dalam bahasa Kawi, Sansekerta, Indonesia, memiliki pengetahuan umum,dan mendalami  intisari ajaran-ajaran agama Hindu.
8.      Sehat lahir batin dan berbudi luhur sesuai dengan sesana.
9.      Berkelakuan baik,tidak pernah tersangkut perkara pidana.
10.  Mendapat tanda kesediaan dari pendeta alon nabheya yang akan menyucikan.
11.  Sebaiknya tidak terikat akan pekerjaan sebagai pegawai negeri ataupun swasta,kecuali bertugas untuk hal keagamaan.
12.  Telah melalui proses diksa-pariksa yang dinyatakan dengan surat oleh pengurus PHDI kabupaten/propinsi terdekat.

Kemudian juga diperlukan adanya calon nabhe yang akan menyucikan calon sulinggih untuk dapat menjadi sulinggih. Mengenai syarat-syarat yang diperlukan menjadi calon nabhe antara lain:
1.      Seseorang yang selalu dalam keadaan bersih dan sehat, baik lahir maupun batin.
2.      Mampu melepaskan diri dari ikatan keduniawian.
3.      Memiliki kepribadian yang tenang dan selalu bijaksana.
4.      Selalu berpedoman pada ajaran-ajaran dalam kitab suci Weda.
5.      Memiliki pemahaman dan mengerti tentang catur Weda.
6.      Mampu membaca Sruti dan Smerti.
7.      Teguh melaksanakan dharma sadhana (sering berbuat amal jasa dan kebajikan).
8.      Teguh melaksanakan tapa dan brata.

Ramayana Kanda 5


“RINGKASAN SUNDARA KANDA”

Hanuman telah bersiap-siap untuk melompat ke Lanka . Hanuman menjulurkan lehernya dan memandang ke atas . Ia mulai berpijak dan mengambil ancang – ancang untuk melakukan sebuah lompatan yang belum pernah dilakukannya . Hanuman pun memberi hormat pada semua yang telah melindungi dan mendoakan dirinya . Hanya dengan beberapa saat Hanuman yang berpijakan pada Gunung Mahendra melesat lompat ke udara dan mengakibatkan semua rsi dan hewan menjadi tidak betah . Hanuman terus melesat di udara bagaikan awan yang di terbangkan oleh angin . Saat itu semua dewa dan dewi memberkatinya dengan memperlancar perjalanannya ke Lanka . Di tengah perjalannya ia bertemu dengan Mainaka yang bermaksud untuk memberinya tempat pemberhentian seperti yang telah di perintahkan oleh penguasa samudra yang merasa berhutang kepada leluhur Rama .
Hanuman yang melihat hal itu mengira bahwa itu merupakan halangan untuknya dan ia pun mendorong gunung jelmaan Mainaka ke pesisir dan kemudian roh gunung itu pun muncul dan memberitahukan Hanuman tentang maksud baik mereka  , akan tetapi Hanuman tidak ingin membuang – buang waktunya untuk segera sampai di Lanka dan ia pun hanya berterima kasih atas niat baik Mainaka dan Hanuman pun tetap melanjutkan perjalanannya dan melesat seperti anak panah . Para Dewa yang melihat kegigihan Hanuman ingin mengujinya dan para Dewa pun memanggil Surasa untuk menghalangi perjalanan Hanuman . Surasa merupakan ibu para ular yang sangat menakutkan dan Surasa pun mulai mendekati Hanuman di udara kemudian Surasa mengatakan bahwa ia sedang lapar dan beruntung telah mendapatkan Hanuman sebagai mangsanya . Hanuman pun sangat terkejut dan segala hormat ia mengatakan pada Surasa bahwa ia sedang menjalankan tugas penting dan meminnta maaf karena Hanuman tidak bisa menjadi santapannya . Mendengar hal itu Surasa mengatakan bahwa Hanuman merupakan anugrah dari Brahma dan Hanuman tidak mungkin akan pergi sebelum masuk ke dalam mulut Surasa , Hanuman mulai kesal dan memerintahkan agar Surasa membuka mulutnya dengan lebar dan kemudian Hanuman memperkecil ukuran tubuhnya dan masuk ke mulut Surasa dan segera keluar dan Hanuman pun kembali ke wujud aslinya dan mengatakan bahwa dia telah memasuki mulut Surasa dan berhasil keluar dan Hanuman pun meminta izin untuk melanjutkan perjalanannya ke Lanka dan Surasa pun merasa senang dan mendoakan Hanuman agar berhasil dalam tugasnya .
Hanuman pun segera melesat terbang dan kemudian ia bertemu dengan Simhika yang  berusaha menelannya dan dengan cepat Hanuman berubah menjadi kecil dan masuk ke dalam mulutnya dan membunuh Simhika dan melanjutkan perjalanannya dan seolah – olah tidak terjadi apa-apa . Setelah menempuh jarak yang jauh Hanuman pun akhirnya sampai di Lanka dan ia pun behenti di sebuah pegunungan dan melihat Kota Lanka yang ada di atas perbukitan Trikula . Hanuman lalu menunggu hari gelap dan merubah wujudnya menjadi sekecil anak kucing agar tidak di curigai oleh para raksasa yang menjaga di depan gerbang Kota Lanka . Hanuman pun masuk ke Kota Lanka dengan baik dan tanpa disadari olehnya ia telah di ketahui oleh seorang raksasi yang wanita yang menjaga gerbang masuk Kota Langka dan karena sikap wanita itu tidak sopan pada Hanuman  , Hanuman pun marah dan memukul Raksasi itu dengan tinjunya dan kemudian Hanuman melanjutkan perjalanannya .
Hanuman pun mulai memasuki istana Rawana untuk mencari Dewi Sita , satu persatu ruangan istana ia masuki tapi tidak juga berjumpa dengan Sita yang ciri – cirinya telah di beritahukan oleh Rama . Hanuman terus mencari dan kemudian ia pun menemukan sebuah ruangan yang sangat indah dan mempesonanya yang ternyata merupakan ruang Rawana yang di dalamnya terlihat Rawana dengan ke agungannya sedang terlelap tidur dengan para selirnya . Dan diruang itulah Hanuman melihat seorang wanita cantik yang sangat mempesona dan Hanuman pun sempat mengira bahwa wanita itu adalah Sita , tetapi Hanuman pun berpikir dan kemudian mengingat ciri – ciri dari Sita dan ternyata Hanuman menyadari bahwa wanita itu bukanlah Sita karena ,menurutnya Sita adalah seorang Dewi yang suci dan tidak akan mudah menghianati suaminya Rama .
Hanuman pun melanjutkan perjalanannya untuk mencari Sita . Hanuman telah memasuki semua ruang yang ada di Istana Rawana dan ia pun sangat kecewa karena tidak menemukan Sita dan di dalam keputus asaannya ia pun melihat sebuah taman yang sangat indah yang letaknya jauh dari Istana Rawana , dan ternyata taman itu adalah taman kesayangan Rawana dan hanya tempat itulah yang belum dia datangi dan Hanuman pun segera menuju ke taman itu dan disana Hanuman bertengger pada sebuah pohon Simsupa. Dan dari sanalah Hanuman melihat seorang wanita cantik yang pucat dan lusuh yang dijaga oleh para raksasi yang mengerikan . Dan Hanuman pun yakin bahwa wanita itu adalah Sita karena Hanuman melihat pancaran keedihan dari wajah wanita itu . Hanuman sangat kasihan melihat keadaan wanita itu dan sambil menunggu waktu yang tepat Hanuman tetap menunggu di cabang pohon Simsupa itu . Selah lama berada di cabang itu Hanuman pun melihat sekumpulan wanita cantik dengan seorang laki – laki gagah di belakangnya yang tiada lain adalah Rawana .
Hanuman sangat kagum melihat perawakan Rawana yang begitu gagah , pemberani , dan berwibawa .Hanuman melihat Rahwana yang mendekati Dewi Sita dan mulai merayu Dewi Sita dengan kata – kata manisnya dan memamerkan kekayaannya . Akan tetapi Sita tetap bertahan teguh dengan pendiriannya yaitu setia terhadap Rama . Rawana terus merayu Sita akan tetapi Sita tidak terpengaruh sehingga Rawana murka dan memberitahukan kalau jika dua bulan ke depan Sita tidak bersedia menjadi istrinya maka Rawana dan raksasi penjaganya akan membunuhnya dan menjadikan Sita sebagai sarapan paginya . Setelah Rawana pergi Sita pun menangis di bawah pohon Asoka dan meratapi betapa malang nasibnya . Hanuman yang melihat keadaan Sita yang menyedihkan itu Hanuman pun mulai bertindak mendekati Sita dengan menceritakan tentang Rama . Dewi Sita yang mendengar suara Hanuman merasa takut karena Sita tidak melihat seorang pun ada di sana , Sita pun mengira kalau dirinya sedang berimmajinasi tetapi semakin lama suara Hanuman semakin jelas dan kemudian Hanuman  pun menampakan dirinya di hadapan Sita . Spontan Sita pun terkejut dan menjauh dari Hanuman yang berwujud sekecil anak kucing . Sita mencurigai Hanuman adalah jelmaan dari Rawana yang ingin mengganggunya .
Hanuman yang melihat ketakutan Sita pun mulai berusaha meyakinkan Sita bahwa ia bukanlah Rawana dan Hanuman merupakan utusan dari Rama yang di tujukan untuk mengetahui keadaan Sita yang telah di culik oleh Rawana . Hanuman pun mulai menceritakan tentang Rama dan lama kelamaan Sita pun mulai mempercayai Hanuman , Sita sangat senang mendengar cerita Hanuman tentang Rama , dan setelah Hanuman menyelesaikan ceritanya ia pun memberikan cincin Rama pada Sita . Sita pun sangat senang menerima cincin Rama yang diberikan oleh Hanuman , Sita merasa Rama sangat dekat dengannya dengan hanya melihat cincin Rama .
Setelah melaksanakan tugasnya untuk menemui Sita dan menyampaikan cincin dan pesan Rama , Hanuman lalu menanyakan pesan Sita untuk Rama . Sita pun meminta Hanuman untuk menyampaikan pesannya agar menyelamatkannya dalam waktu sebelum dua bulan yang dimulai dari sekarang karena apabila Rama menyelamatkan Sita lebih dari dua bulan lagi maka sudah terlambat dan Sita akan mati dan Sita pun meminta Hanuman untuk menyampaikan beberapa ceritanya bersama Rama. Setelah mengatakan semua pesannya Sita pun membgerikan Cudamaninya yang merupakan permata yang dipakai pada rambutnya . Sita meminta agar Hanuman memberikannya pada Rama sebagai bukti bahwa ia masih hidup dan meminta Rama agar segera menyelamatkannya . Setelah menerima semua pesan dari Sita Hanuman pun memberi hormat dan meminta restu kepada Sita untuk pergi menemui Rama dan menyampaikan pesan Sita .  Setelah memberi hormat dan mendapat restu dari Sita , Hanuman pun bergegas untuk meninggalkan Sita .
Ketika Hanuman akan meninggalkan Taman Asokavana ia berkeinginan untuk merusak taman kesayangan Rawana itu sebelum pergi agar Rawana dan pasukannya mengetahui betapa hebatnya pasukan Rama yang akan datang untuk menyelamatkan Sita . Hanuman pun mulai merusak taman kesayangan Rawana dan menjadikan semua isi taman itu menjadi lumpur . Rawana yang mendengar hal itu sangat murka dan mengutus putranya Prahasta dan menterinya untuk menghadapi Hanuman yang telah merusak taman kesayangannnya itu dan tanpa waktu yang lama Hanuman pun membunuh Prahasta . Mendengar kabar kalau Prahasta telah mati  , Rawana pun mengutus putra kesayangannya Jambumali yang merupakan petarung tangguh di Lanka , Hanuman sangat senang mendapat lawan Jambumali tetapi hanya dengan sekejap Jambumali telah di tewaskan oleh Hanuman . Rawana pun marah mendengar semua menteri , panglima perangnya dan putra – putranya telah di tewaskan oleh Hanuman dan akhirnya Rawana murka dan kemudian mengutus Indrajit yaitu putranya yang paling sakti dalam menggunakan Brahmastra . Pertempuran yang sengit terjadi antara Indrajit dan Hanuman dan kemudian Hanuman mulai mengalah agar ia dapat diikat oleh Indrajit dengan Brahmastranya agar Hanuman dapat bertemu dengan Rawana .
Hanuman menyampaikan betapa kehebatan Rama dan pasukannya yang akan membumilantahkan Lanka . Rawana pun murka dan memerintahkan pada para menterinya untuk membunuh Hanuman akan tetapi berdasarkan nasihat dari adik Rawana yaitu Vibisana yang baik hati , Rawana pun mengurungkan niatnya untuk membunuh Hanuman dan Rawana menghukum Hanuman dengan membakar ekor Hanuman dan mengaraknya ke seluruh kerajaan Lanka . Hanuman yang mendengar seperti itu hanya membiarkannya tanpa pembrontakan sedikit pun karena dia berkeinginan melihat keadaan kota Lanka , Sita yang mendengar Hanuman yang di bakar ekornya merasa iba dan memohon pada Dewa Agni agar api yang membakar ekor Hanuman tidak menyakitinya dan Dewa Agni pun mengabulkannya , Hanuman pun tidak merasa panas akan api yang membakar ekornya dan ia malah merasakan kesejukan pada ekornya .
Semua rakyat Lanka sangat senang melihat keadaan Hanuman dan Hanuman pun mulai kesal dan ia mengecilkan tubuhnya dan terlepas dari ikatan akar liar yang mengikatnya dan Hanuman pun melompat kesana kemari di Lanka , Hanuman juga melompat ke istana dan mengakibatkan Lanka dan istana Rawana mengalami kebakaran yang sangat dasyat. Setelah membakar semua wilayah Lanka , Hanuman pun pergi ke pesisir laut dan mencelupkan ekornya yang terbakar itu ke dalam air . Hanuman merenungi semua yang ia lakukan , ia lupa kalau Sita ada di Lanka , Hanuman pun mulai khawatir akan keadaan Sita dan Hanuman pun kembali ke taman Asokavana .
Hanuman melihat satu – satunya tempat yang tidak terbakar hanya tempat Sita dan Hanuman pun melihat Sita dengan keadaan baik – baik saja , Hanuman pun menemui Sita dan berpamitan untuk kembali pada Rama . Hanuman lalu pergi meninggalkan Sita dan melompat dengan cepat ke Gunung Mahendra . Dalam waktu yang singkat Hanuman pun sampai di Gunung Mahendra dan disana ia telah disambut oleh para kera , Jambavan dan Angada . Hanuman pun menceritakan perjalanannya di Lanka . Setelah beberapa lama Hanuman , Jambavan  , Angada dan para pasukan keranya memutuskan untuk bergegas kembali ke Kiskindha untuk menemui Sugriwa , Rama dan Laksmana untuk menyampaikan apa yang telah ia temukan di Lanka . Di dalam perjalanan para kera melihat kebun anggur kesayangan Sugriwa dan mereka pun ingin bermain disana dan dengan beberapa pertimbangan Jambavan , mereka pun bermain – main di kebun itu . Saat mereka sedang bermain disana datanglah penjaga kebun yang merupakan paman Sugriwa dan memerintahkan agar pasukan kera menyingkir dari kebun itu akan tetapi para kera tidak mau dan kemudian Madhuava yang menjaga kebun itu pun melapor pada Sugriwa .
Sugriwa yang mendengar laporan Madhuava malah tersenyum senang dan memerintahkan agar meminta seluruh pasukan segera menghadap . Sesampainya Hanuman dan pasukannya di Kiskindha , mereka pun memberi hormat kepada Sugriwa , Rama dan Laksmana dan mulai menceritakan tentang pertemuannya dengan Sita dan kejadian yang telah ia alami selama di Lanka , Hanuman pun memberikan permata yang dititipkan Sita untuk Rama dan Hanuman juga menceritakan cerita yang harus ia sampaikan pada Rama . Rama sangat senang mendengar bahwa Sita masih hidup dan masih setia padanya , Rama pun mendengarkan cerita Hanuman dengan berlinang air mata .